Hei sahabat Fathul Education kali ini saya akan membagikan kalian contoh mengenai teks essai, kebanayakan dari kalian pasti sering di suruh untuk membuat teks essai pribadi kan?
Tapi kalian tau gak apa itu teks Essai?
jadi Teks Essai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esai. Teks Essai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Essai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembaca. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
oke langsung saja berikut Contoh teks essai pribadi :
Tapi kalian tau gak apa itu teks Essai?
jadi Teks Essai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas lalu dari sudut pandang pribadi penulisnya. Pengarang esai disebut esai. Teks Essai sebagai satu bentuk karangan dapat bersifat informal dan formal. Essai informal mempergunakan bahasa percakapan, dengan bentuk sapaan saya dan seolah-olah ia berbicara langsung dengan pembaca. Adapun esai yang formal pendekatannya serius. Pengarang mempergunakan semua persyaratan penulisan.
oke langsung saja berikut Contoh teks essai pribadi :
Tema :
Dampak Kekerasan
Sub Tema :
Pengaruh Kekerasan terhadap Kondisi Fisik dan Psikis Seseorang
Maraknya Kekerasan di Berbagai Lingkungan
Oleh : M. Fathul Wahid Yusri
Kekerasan merupakan sautu tindakan atau perbuatan seseorang terhadap
orang lain yang mengakibatkan orang tersebut terluka, baik secara fisik ataupun
secara mental atau psikis. Kekerasan bisa saja disebabkan oleh beberapa hal
seperti adanya keinginan balas dendam kepada seseorang, ketidaksenangan
terhadap orang lain, atau kesalahpahaman antarseseorang. Kekerasan memiliki
dampak yang buruk terhadap orang lain baik itu secara fisik atau psikis
seseorang.
Sekarang ini banyak sekali terjadi jenis-jenis kekerasan yang terjadi
berbagai lingkungan, mislanya lingkungan masyarakat, lingkungan sekolah,
lingkungan keluarga, atau kekerasa yang terjadi di berbagai lingkungan lainnya.
Pertama kekerasan yang terjadi di dalam lingkungan masyarakat.
Lingkungan masyarakat merupakan tempat di mana seseorang melakukan interaksi
dengan orang lain, mengenal dunia yang luas, menemukan teman baru dan sebagai
tempat melakukan berbagai macam aktiivtas sehari-hari.
Sekarang ini, seringkali terjadi kesalah pahaman diantara masyarakat
yang menyebabkan suatu konflik. Misalnya ada yang di tuduh mencuri, kemudian
masyarakat seringkali terpancing emosinya bila mendengar kata pencuri. Oleh
sebab itu, masyarakat menangkap orang tersebut dan memukulinya sampai babak
belur bahkan sampai meninggal dunia. Padahal belum tentu orang tersebut
pelakunya. Oleh Karena itu, alangkah baiknya kita harus mempunyai bukti yang
kuat terlebih dahulu sebelum menuduh orang melakukan suatu kejahatan. Dan juga
sebaiknya jika kita menemukan dan menangkap seorang pencuri sebaiknya yang kita
lakukan adalah segera melaporkannya ke pihak yang berwajib dan jangan main
hakim sendiri.
Selain itu, kekerasan di lingkungan masyarakat terutama pada kalangan
remaja seringkali terdengar kasus pengeroyokan dan bullying. Anak-anak remaja
biasanya sering bertengkar gara-gara hal yang kecil yang kemudian di besar-besarkan.
Tidak jarang menyebabkan perkelahian di antara mereka. Jika telah selesai
berkelahi kemudian ada pihak yang kalah, biasanya mereka tidak puas dengan
hasil yang di dapatkan. Oleh sebab itu mereka sering memberitahukan teman-teman
mereja yang lainnya tentang hal tersebut. Dan pada suatu hari mereka menghadang
salah satu anak yang merupakan lawan berkelahi dari teman mereka. Kemudian
mereka mengahajarnya satu-persatu hingga anak tersebut mendapat luka memar hingga
berdarah di berbagai bagian tubuhnya. Tidak puas dengan hal itu, mereka juga
mengolok-oloknya sampai habis-habisan. Perbuatan semacam itu akan berdampak
buruk terhadap kondisi fisik anak itu, atau mentalnya menurun. Yang smeula
tubuhnya sehat dan bisa melakukan berbagai macam aktivitas sehari-harinya
seperti bisasanya, tapi hal tersebut berubah setelah tindakan kekerasan yang
dilakukan oleh sekelompok anak remaja yang dendam kepadanya. Selain itu,
anaknya semula sering bergaul dengan teman-temannya, tapi karena tindak
kekerasan tersebut ia menjadi penakut, tidak berani bicara atau membuat
mentalnya menjadi lemah.
Kekerasan juga sering kali terjadi di lingkungan sekolah. Lingkungan
sekolah merupakan salah satu wilayah yang menjadi sorotan perlindungan anak.
Pada kenyataannta yang muncul terutama di media massa banyak kasus kekerasan
yang terjadi terhadap anak di sekolah. Kekrasan terhadap anak adalah semua
bentuk perlakuan salah secara fisik dan emsional, penganiayaan, pelantaran dan
lainnya yang menyebabkan gangguan nyata ataupun potensial terhadap
perkembangan, kesehatan, dan kelangsungan hidup anak tersebut.
Kekerasan yang terjadi di sekolah bisa dilakukan oleh siapa saja, mulai
dari kepala sekolah, guru, Pembina sekolah, karyawan sampai antar siswa. Bentuk-bentuk
kekerasan yang dilakukan kepala sekolah, guru, Pembina sekolah, karyawan antara
lain memukul dengan tangan kosong, atau benda tumpul, melempar dengan penghapus
atau alat tulis, mencubit, menampar, mencekik, memarahi dengan ancaman
kekerasan, menhukum berdiri dengan satu kaki di depan kelas, berlari
mengelilingi lapangan, menjemur mudri di lapangan dan lain-lain.
Kekerasan yang terjadi di sekolah bukan hanya tindakan fisik saja,
tetapi psikis. Kekerasan seperti ini sering terjadi antar siswa. Seperti
diskriminasi atau membeda-bedakan latar belakang kehidupan keluarga atau
membully salah seorang siswa karena memiliki kondisi fisik yang buruk atau
berasal dari golongan yang dianggap rendah. Hal tersebut seringkali terjadi di
sekolah. Jika hal tersebut terus dilakukan setiap harinya maka akan berdampak
pada psikis mental anak tersebut. Dia menjadi pendiam, tidak berani bergaul
dengan teman lainnya sehingga berdampak pada minat belajar anak tersebut. Jika
minat belajar turun, maka nilainya pun turun. Hal itu akan berdampak pada masa
depan anak tersebut. Itulah yang menyebabkan kaulitas pendidikan di Indonesia
ini menurun yang akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat.
Kekerasan yang terjadi
dalam dunia pendidikan dapat terjadi karena beberapa faktor, antara lain: (1)
Dari guru, yaitu: Pertama, kurangnya pengetahuan bahwa kekerasan baik fisik
maupun psikis tidak efektif untuk memotivasi siswa atau merubah perilaku.
Kedua, persepsi yang parsial dalam menilai siswa. Ketiga, masalah psikologis
yang menyebabkan hambatan dalam mengelola emosi. Keempat, adanya tekanan kerja
atau target yang harus dipenuhi oleh guru. Kelima, pola authoritarian yang
mengedepankan faktor kepatuhan dan ketaatan. Keenam, muatan kurikulum yang
menekankan pada kemampuan kognitif dan cenderung mengabaikan kemampuan afektif.
(2) Dari siswa, salah satu faktor yang mempengaruhi terjadinya kekerasan,
adalah dari sikap siswa tersebut. Contohnya, anak berusaha mencari perhatian
dengan bertingkah yang memancing amarah, agresifitas ataupun hukuman. Maksud
dari melakukan hal tersebut dengan tujuan yakni mendapatkan perhatian. (3) Dari
keluarga, pertama yakni pola asuh. Anak yang dididik dalam pola asuh yang
memanjakan anak dengan memenuhi semua keinginan anak cenderung tumbuh dengan
sifat yang arogan dan tidak bisa mengontrol emosi. Jadi anak akan memaksa orang
lain untuk memenuhi kebutuhannya, dengan cara apapun sehingga tujuannya
tercapai. Kedua, orang tua yang
mengalami masalah psikologis, jika orang tua mengalami masalah psikologis yang
berlarut-larut juga dapat mempengaruhi pola hubungan dengan anak. Misalnya,
orang tua yangstress berkepanjangan, jadi sensitif, kurang sabar dan mudah
marah pada anak, atau melampiaskan kekesalan pada anak. Ketiga, keluarga
disfungsional yaitukeluarga yang salah satu anggotanya sering memukul, atau
menyiksa fisik atau emosi, intimidasi anggota keluarga lain atau keluarga yang
sering memiliki konflik terbuka tanpa ada resolusi, atau masalah berkepanjangan
yang dialami oleh keluarga hingga menyita energi psikis dan fisik, yang akan
mempengaruhi interaksi, komunikasi dan bahkan kemampuan belajar si anak. (4)
Dari lingkungan, tak dapat dipungkiri bahwa kekerasan yang terjadi selama ini
juga terjadi karena adanya faktor lingkungan, seperti: adanya budaya kekerasan
yakni seseorang melakukan kekerasan karena dirinya berada dalam suatu kelompok
yang sering terjadi tindakan kekerasan, sehingga memandang kekerasan adalah
merupakan hal yang biasa. Kemudian dengan adanya tradisi misalnya, kekerasan
yang terjadi antara mahasiswa senior dengan mahasiswa junior, dimana mahasiswa
senior tersebut meniru tindakan-tindakan yang dilakukan seniornya terdahulu
yang melakukan hal yang serupa terhadap dirinya dan tayangan televisi yang
banyak berbau kekerasan.
Adapun upaya yang dapat
dilakukan pihak-pihak terkait dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan anak
di sekolah antara lain: Pertama, bagi pihak sekolah dapat melakukan upaya-upaya
dalam mencegah dan menanggulangi kekerasan anak di sekolah antara lain: (1)
menerapkan pendidikan tanpa kekerasan di sekolah, (2) melakukan sosialisasi
tentang ruginya kekerasan di sekolah, menurut Nasution (2004: 126) menyatakan
bahwa sosialisasi adalah proses belajar yang mana dalam proses sosialisasi
individu belajar tingkah laku, kebiasaan serta pola-pola kebudayaan lainnya,
juga keterampilan-keterampilan sosial seperti berbahasa, bergaul, berpakaian,
cara makan dan sebagainya, (3) sekolah terus mengembangkan dan membekali guru
baik dengan wawasan atau pengetahuan, kesempatan untuk punya pengalaman baru,
kesempatan untuk mengembangkan kreativitas mereka. (4) sekolah juga dapat
memberikan pendidikan psikologi pada para guru untuk memahami perkembangan anak
serta dinamika kejiwaan secara umum, dengan pendekatan psikologi diharapkan
guru dapat menemukan cara yang lebih efektif dan sehat untuk menghadapi anak
didik, (5) konseling yang diberikan baik
kepada siswa maupun guru yang bersangkutan, dan (6) segera memberikan
pertolongan bagi siapapun yang mengalami tindakan kekerasan di sekolah, dan
menindaklanjuti kasus tersebut dengan cara adekuat.
Kedua, bagi orang tua
atau keluarga, adapun hal yang dapat dilakukan orang tua atau keluarga dalam
mencegah dan menanggulangi kekerasan anak di sekolah antara lain: (1) perlu
lebih berhati-hati dan penuh pertimbangan dalam memilihkan sekolah untuk anak-anaknya
agar tidak mengalami kekerasan di sekolah, (2) menjalin komunikasi yang efektif
dengan guru dan sesama orang tua murid untuk memantau perkembangan anaknya, (3)
orang tua menerapkan pola asuh yang lebih menekankan pada dukungan daripada
hukuman, agar anak-anaknya mampu bertanggung jawab secara sosial, (4) hindari
tayangan televisi yang tidak mendidik, bahkan mengandung unsur kekerasan, (5)
setiap masalah yang ada, sebaiknya dicari solusi atau penyelesaiannya dan
jangan sampai berlarut-larut, dan (6) carilah bantuan pihak profesional jika
persoalan dalam rumah tangga semakin menimbulkan tekanan hingga menyebabkan
salah satu atau beberapa anggota keluarga mengalami hambatan dalam menjalankan
kehidupan mereka sehari-hari. Ketiga, bagi siswa yang mengalami kekerasan,
siswa sebaiknya sharing pada orang tua atau guru atau orang yang dapat
dipercaya mengenai kekerasan yang dialaminya sehingga siswa tersebut segera
mendapatkan pertolongan untuk pemulihan kondisi fisik dan psikisnya.
Oleh karena itu, sangat
penting bagi semua pihak, baik guru, orang tua dan siswa untuk memahami bahwa
kekerasan bukanlah solusi atau aksi yang tepat, namun semakin menambah masalah.
Semoga pembahasan ini dapat bermanfaat dan mengurangi terjadinya kekerasan pada
siswa. Perlu diingat, bahwa untuk mengatasi masalah ini dibutuhkan kerjasama
dari semua pihak.
Oleh sebab itu, pemerintah atau pihak sekolah harus membuat
peraturan-peraturan yang dapat membuat anak atau pihak sekolah yang
berperilaku/bertindak kekerasan menjadi jera atas tindakannya tersebut.
Kekerasan juga sering terjadi di lingkungan keluarga. Kita jangan salah
berasumsi bahwa di dalam keluarga hidup terasa damai, nyaman, dan tentram.
Bukan hanya itu saja yang terjadi di dalm lingkungan keluarga, tetapi tindak
kekerasan juga kerap terjadi di lingkungan keluarga. Yang paling sering mendapa
tindak kekerasan di lingkungan keluarga adalah seorang anak. Anak sering
menjadi pelampiasan kemarah orangtua. Padahal anak tersebut tidak bersalah. Itu
juga yang menyebabkan anak tidak betah di rumah karena perlakuan orangtuanya
yang kasaarterhadapnya. Sehingga jangan salahkan anak tersebut jika ia bergaul
dengan anak-anak yang memiliki sifat dan pola perilaku yang buruk yang dapat
ditiru oleh anak tersebut. Sehingga perilaku anak tersebut lama-kelamaan
menyimpang yang dapat mengganggu kemanan dan ktentraman dalam masyarakat.
Secara otomatis, masyarakat juga akan mengecap anak tersebut beserta siapa
orangtuanya yang telah mendidik anak tersebut.
Setelah hal itu terjadi dan si anak pulang ke rumah, orangtua biasanya
akan semakin memarahi anak tersebut mulai dari memukul, mengucap kata-kata
kasar, sampai anak tersebut merasa terpukul dan mengganggu kondisi fisik dan
psikis anak tersebut yang dapat mempengaruhi kelangsungan hidup anak tersbut.
Kekerasan di dalam lingkungan keluarga juga sering dilakukan oleh
seorang suami terhadap istri. Tindak kekerasan biasanya terjadi karena
ketidakpuasan seorang suami terhadap
istri. Misalnya istri yang tidak bisa melayani suami dengan baik walau ia sudah
mencoba semampunya, tidak bisa mengurus anak, dan menyiapkan makan untuk suami.
Hal tersebut akan membuat suami marah, sehingga suami akan bertindak keras
terhadap istri, mulai dari memukul dengan tangan kosong, memukul dengan benda
tumpul, menampar sampai menimbulkan luka memar terhadap tubuh si istri. Itu
akan berdampak pada keharmonisan rumah tangga. Di mana keharmonisan rumah
tangga akan semakin memburuk. Sehingga akan menyebabkan perceraian yang dapat
membuat hubungan kedua keluarga menjadi tidak baik. Pereceraian biasanya akan mempengaruhi psikis
anak, lagi-lagi anak menjadi korban perbuatan orangtua. Ia akan merasa sangat
terpukul sekali dengan pereceraian yang dilakukan oleh kedua orangtuanya. Ia
mendapat tekanan batin dan harus memikul beban yang berat senidiri. Dan juga
akan mempengaruhi pola perilaku si anak. Baiasanya, seorang anak yang berasal
dari broken home cenderung memiliki sifat yang pendiam namun memiliki
kepribadian yang buruk. Oleh sebab itu banyak fakta yang terjadi di lngkungan
masyarakat bahwa yang sering berbuat sesuatu yang menyimpang yaitu anak yang
sudah tidak lagi mempunyai orangtua, tidak diurus oleh kedua orangtuanya atau
dengan kata lain yang berasal dari broken home.
Kekerasan nyata yang baru terjadi beberapa waktu lalu hingga saat
iniyaitu kekerasan terhadap muslim rohingya di Myanmar.
Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine di Burma. Kasus pelanggaran ham yang dialami oleh etnis Rohingya di Myanmar di mana telah terjadi pembantaian terhadap muslim Rohingya, dalam peristiwa tersebut banyak dari etnis Rohingya yang tewas. Hal itu pun banyak dikecam oleh dunia internasional. Pembantaian yang terjadi dikarenakan perbedaan agama.
Rohingya adalah sebuah kelompok etnis Indo-Arya dari Rakhine di Burma. Kasus pelanggaran ham yang dialami oleh etnis Rohingya di Myanmar di mana telah terjadi pembantaian terhadap muslim Rohingya, dalam peristiwa tersebut banyak dari etnis Rohingya yang tewas. Hal itu pun banyak dikecam oleh dunia internasional. Pembantaian yang terjadi dikarenakan perbedaan agama.
Kekerasan ini dilakukan oleh pemerintah Myanmar terhdap muslim rohingya.
Kekerasan juga terjadi karena mereka merupakan minoritas di Negara tersebut.
Karena disana bermayoritas komunis. Oleh sebab itu para muslim rohingya di
diskriminasi dan di usri dari temoat tinggal mereka. Bentuk kekerasan yang dilakukan
oleh pemerintah Myanmar terhadap muslim rohingya seperti penembakan, perusakan
harta benda, memukul, pemerkosaan, hingga pembunuhan. Hal tersbut dapat
menghilangkan rasa persaudaraan antar manusia. Yang nantinya akan membuat
Negara-negara dengan mayoritas muslin tergerak untuk membantu muslim rohingya
yang dapat menyebabkan konflik antarnegara-negara yang bersangkutan. Dampaknya
bagi kaum rohingya yaitu, mereka kehilangan tempat tinggal mereka, kehilangan
keluarga mereka, luka-luka di sekujurtubuh mereka, dan bukan hanya itu,
kebebasan dalam menjalankan kehidupan sehari-hari mereka hilang begitu saja di
renggut oleh orang yang serakah.
Selain itu, kekerasan yang dilakukan oleh pihak Myanmar juga berdampak
pada kondisi psikis muslim rohingya. Misalnya mereka mangalami tekanan batin
karena kehilangan keluarga mereka, kelaparan karena sudah tidak memiliki
apa-apa yang dapat menyebabkan kesehatan
mereka menurun. Tindakan tersebut merupakan sautu bentuk kekerasan yang sangat
tidak bermoral atau bermoril.
Selain kekerasan terhadap muslim rohingya, terjadi juga kekerasan
terhadap muslim di palestina. Penyebabnya adalah perebutan kekuasaan. Israel
berusaha merebut wilayah palestina dengan melakukan agresi militer yang sudah
berlangsung selama beberapa tahun hingga kini. Bentuk kekerasannya yaitu mulai
dari pembantaian, penganiayaan, dan pembunuhan. Hak mereka di ambil oleh
Israel, kekerasan menyebabkan mereka tidak bisa melangsungkan kehidupan mereka
seperti biasanya. Segala akses mereka dibatasi. Mereka berusaha melawan tanpa
menggunakan senjata api seperti yang dpakai oleh Israel. Beberapa anak-anak
ditinggal oleh kedua orangtuanya karena dibunuh oleh tentara zionis Israel.
Pebuatan semacam itu akan berdampak pada masa depan anak tersebut, dimana ia di
tinggal oleh kedua orangtuanya dan tidak ada yang mengurusnya. Anak-anak
palestina pasti akan merasakan tekanan yang sangat berat karena setiap hari
yang mereka lihat hanya tumpukan bangunan yang sudah hancur, dan mereka hanya
mendengar suara senjata api yang menghantam dan menghancurkan tempat tinggal
orang-orang disekitarnya. Oleh sebab itu ia akan sangat sulit menerima semua
itu. Kejadian tersebut akan selalu mereka ingat seumur hidup mereka. Yang
dimana akan menjadi ketakutan yang sering menghantui mereka.
dalam kekerasan, anak-anaklah yang paling banyak menjadi korban
kekerasan, oleh karenanya sebaiknya hindarilah anak dari berbagai macam
kekerasan karena dapat mempengaruhi kehidupan anak tersebut.
Jadi kekerasan berdampak negative terhdap kondisi fisik atau psikis
seseorang yang dapat mengganggu
kelangsungan hidup seseorang baik itu dalam lingkungan keluarga,
masyarakat, sekolah ataupun dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
Kekerasan psikis lebih berdampak
berat terhadap seseorang dari pada kekerasan secara fisik. Sebab kekerasan
secara fisik itu hannya berupa luka di bagian luar atau dalam tubuh yang bisa
disembuhkan dengan berbagai macam obat-obatan. Sedangkan kekekerasan dalam
bentuk psikis itu menimbulkan tekanan yang berat dalam bati seseorang. Misalnya
ada seorang anak yang menadi bahan olok-olakan orang lain, di bully sampai
tidak bisa berkata apa-apa lagi. Kekerasan psikis akan lebih lama sembuh karena
akan selalu melekat dalam pikirian seseorang. Ia akan selalu mengingat kejadian
tersebut dan sulit untuk melupakannya. Oleh sebab itu bisa dikatakan bahwa
kekerasan psikis lebih memiliki dampak buruk dari kekerasan fisik. Kekerasan
psikis biasanya akan berdampak pada kepribadian seseorang dan pola perilaku
seseorang. Dimana biasanya orang akan lebih menjadi pendiam, sulit untuk di
ajak bicara, lebih memilih sendiri dan menjauh orang lain. Jika hal itu terus
melekat pada dirinya, lama-kelamaan bisa saja ia akan melakukan perbuatan yang
menyimpang yang dapat mengganggu orang lain. Sebaiknya orang tersebut harus
segera dicegah dengan cara memberikan arahan dan pendekatan terhadap dirinya
supaya diberikan perhatian lebih dan dihindari dari orang –orang yang sering
mebullynya.
Untuk itu, kita janganlah mudah cepat-cepat terpancing emosi. Sebaiknya
jika kita mempunyai masalah kita selesaikan lewat jalan damai dan menhindari
kekerasan. Jalan damai yang bisa di tempuh misalnya seperti membicarakan apa
masalah dari masing-masing kedua belah pihak dengan cara yang baik-baik sampai
meenemukan inti pokok permasalahannya dan menyelesaikan dengan cara yang
baik-baik pula.
Kekerasan hanya akan semakin memperburuk suatu maslah, memperluas suatu
masalah dan menebarkan kebnecian atau dendam antara oihak yang
bersangkutan.
oke sahabtku sampai disini dulu perjumpaan kita kali ini, dan jangan lupa untuk trus stay di Fathul Education dengan informasi dan pendidikan yang menginspirasi. jangan lupa follow my IG @fathul_yusri11.
Labels:
Bahasa Indonesia
Thanks for reading Contoh Teks Essai Pribadi Lengkap . Please share...!
0 Comment for "Contoh Teks Essai Pribadi Lengkap "